Wednesday, January 29, 2014

◦♥◦ Kristalisasi ◦♥◦


Kristalisasi atau penghabluran (crystallization) ialah peristiwa pembentukan partikel-partikel zat padat didalam suatu fase homogen. Kristalisasi dapat terjadi sebagai pembentukan partikel padat didalam uap, seperti dalam hal pembentukan salju; sebagai pembekuan (solidification didalam lelehan cair sebagimana dalam pembuatan kristal tunggal yang besar; atau segaia kristalisasi dari larutan cair.

Kristalisasi dalam larutan sangat penting dalam indutri karena banyaknya ragam bahan yang dipasarkan dalam bentuk kristal. Penggunaannya sangat luas karena dua hal: kristal yang terbentuk dari larutan yang tak-murni selalu murni (kecuali jika terjadi pembentukan kristal campuran), dan kristalisasi merupakan metode yang praktis untuk mendapatkan bahan-bahan kimia yang murni dalam kondisi yang memenuhi syarat untuk pengemasan dan penyimpanan.

Magma.  Dalam kristalisasi dari larutan sebagimana dilaksanakan dalam industri, campuran dua-fase cairan induk (mother liquid) dan kristal dari segala ukuran, yang mengisi kristalisator (crystallizer) dan dikeluarkan sebagai hasil disebut magma.

Pentingnya ukuran kristal. Tujuan utama dalam kristalisasi tentulah untuk mendapatkan perolehan yang memuaskan serta kemurnian yang tinggi, tetapi rupa dan jangkau ukuran kristal juga cukup menentukan dalam kristal hasil. Jika kristal itu akan diproses lebih lanjut, maka ukuran yang wajar dan cukup seragam diperlukan untuk kemudahan filtrasi (penyaringan) pencucian, dan pelaksanaan reaksi dengan bahan kimia lain, pengangkutan serta penyimpanan kristal itu. Jika kristal itu akan dipasarkan sebagai hasil akhir, untuk dapat diterima langganan masing-masing kristal itu harus kuat, tidak menggumpal, besarnya seragam dan tidak melekat dalam kemasan. Oleh karena itu, distribusi ukuran kristal (crystal size distribution, CSD) harus dikendalikan dengan ketat; dan itulah yang menjadi tujuan utama dalam perancangan dan operasi kristalisator.


GEOMETRI KRISTAL
Kristal adalah suatu benda mati yang sangat terorganisasi. Kristal dicirikan oleh kenyataan bahwa partikel-partikel pembentuknya (yang bisa berupa atom, molekul, atau ion) tersusun dalam suatu susunan tiga-dimensi yang beraturan yang disebut kisi (lattice). Akibat dari susunan partikel seperti itu, bila kristal dibiarkan terbentuk tanpa gangguan kristal lain atau benda luar, kristal itu akan berupa polihedron yang mempunyai sudut tajam dan sisi yang rata, yang disebut muka (face). Walalupun ukuran relatif muka dan sudut berbagai kristal dari bahan yang sama mungkin sangat berbeda-beda, namun sudut-sudut yang dibetuk oleh muka-muka yang sebanding pada semua kristal dari bahan yang selalu sama dan merupakan karakteristik (ciri) dari bahan itu.


Sistem kristalografi. Oleh karena semua kristal dari setiap bahan tertentu mempunyai bahan antarmuka yang sama walaupun terdapat perbedaan besar dalam tingkat perkembangan masing-masing muka, bentuk kristal diklasifikasi atas dasar sudut-sudut ini. Ada tujuh kristal, yaitu kubus, heksagonal, trigonal, tetragonal, ortorombik, monoklin dan triklin. Suatu bahan tertentu dapat terkristalisasi di dalam dua kelas yang berbeda atau lebih, bergantung pada kondisi terkristalisasi. Kalsium karbonat, misalnya, paling umum terdapat di alam dalam bentuk heksagonal (sebagai kalsit) tetapi juga terdapat bentuk ortorombik (aragonit).




No comments:

Text Widget



Designed By Seo Blogger Templates